Home »
alat
,
elektrostatic
,
konvensional
,
penangkal
,
petir
,
radioaktif
» Mari Menganal Alat Penangkal Petir
Mari Menganal Alat Penangkal Petir
Sebelum kita bersama-sama mengenal alat penangkal petir dan
metode kerjanya, pastikan Anda mengerti bagaimana petir bisa ada dan
mengapa bisa ditangkal dengan alat yang sederhana. Petir adalah sebuah
gejala alam yang sering muncul pada saat musim penghujan. Langit
memunculkan sebuah kilatan cayaha yang sangat terang kemudian disusul
dengan suara gemurung keras. Sering kali para ilmuwan menganalogikan
petir sebagai kapasitor besar dimana lempeng pertama adalah awan yang
dianggap lempeng negatif maupun lempeng positif serta lempeng kedua
adalah bumi yang dianggap netral.
Namun pada dasarnya petir terjadi hanya karena adanya perbedaan
diantara potensial awan serta bumi maupun dengan awan lainnya. Nah, yang
menyebabkan adanya perbedaan waktu signifikan dari kemunculan kilatan
petir dan sauar gemurung lantaran antara kecepatan suara (340 m/s) dan
kecepatan cahaya (300.000.000 m/s). Mengapa sering terjadi pada musim
penghujan? Sederhana saja, pada saat musim penghujan, udara banyak
mengandung kadar air lebih tinggi. Hal ini menyebabkan daya isolasinya
turun serta arus lebih mudah mengalir. Ingat dengan teori tentang “air
sebagai penghantar listrik yang baik”. Lebih lanjut lagi, karena adanya
awan yang bermuatan negatif serta awan bermuatan positif, maka dari itu
petir juga bisa terjadi pada antar awan yang berbeda muatan.
Penangkal petir konvensional
Soal alat penangkal petir pastinya Anda akan tertuju
pada alat yang diciptakan oleh seorang ilmuwan dan politikus terkenal,
Benjamin Franklin. Alat penangkal petir menjadi populer, terutama
digunakan untuk dipasang pada gedung-gedung tinggi seperti perkantoran,
hotel maupun gedung yang menaungi perangkat vital. Pada dasarnya
penangkal petir bukanlah alat yang rumit dan memiliki komponen yang
komplek. Penangkal petir hanyalah merupakan rangkaian jalur yang
memiliki fungsi sebagai jalan bagi kilatan petir untuk menuju ke arah
permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda sekitar yang dilewatinya.
Sistem penangkal petir semacam ini dianggap sebagai penangkal petir
konvensional dan dikenal memiliki 3 bagian terutama, yakni batang
penangkal petir, kabel konduktor serta tempat pembumian.
Untuk bagian batang penangkal petir biasanya berupa bahan tembaga
yang didirikan tegak berdiri dengan ujung runcing. Ujung runcing
tersebut bukan tanpa sebab dan alasan. Hal ini karena muatan listrik
mempunyai sifat yang mudah berkumpul serta lepas pada ujung logam yang
runcing. Selain itu ujung runcing batang mampu memperlancar proses
tarik-menarik dengan muatan listrik pada awan. Batang ini sering
dipasang pada bagian teratas bangunan gedung. Untuk bagian kedua adalah
kabel konduktor. Masih sama yakni dengan bahan tembaga dan biasanya
memiliki diameter jalinan sekitar 1 cm sampai 2 cm, tergantung
kebutuhan.
Fungsi kabel konduktor tentu adalah untuk meneruskan aliran muatan
listrik yang masuk ke batang muatan listrik ke tanah. Bagian ini sering
terpasang dibagian luar dinding gedung. Untuk yang ketiga adalah tempat
pembumian atau sering disebut dengan istilah Grounding. Fungsi Grounding
adalah “mengubur” muatan listrik dari petir ke tanah. Itulah mengapa
bagian Grounding sering dipasang didalam tanah dengan bahan yang terbuat
dari bahan tembaga berlapis baja.
Penangkal petir Radioaktif
Penangkal petir diatas merupakan yang konvensional. Dan kali ini
penangkal petir Radioaktif menjadi metode yang kurang populer dan bahkan
terlarang. Kinerjanya adalah dengan menggagalkan proses ionisasi
menggunakan zat beradiasi karena penelitian terbaru menyebutkan bahwa
muatan listrik pada awa disebabkan oleh proses ionisasi. Bahan zat
beradiasi yang mampu menggagalkan proses ini adalah Radiun 226 serta
Ameresium 241. Kedua bahan ini dianggap bisa menghamburkan ion
radiasinya serta menetralkan muatan listrik awan. Metode ini sudah
terlarang untuk mengurangi pemakaian zat beradiasi.
Penangkal petir Electrostatic
Penangkal Petir Electrostatic tidak terlarang, namun tetap kurang
populer digunakan. Prinsip kerjanya penangkal dianggap meniru sebagian
dari metode dan sistem penangkal petir Radioaktif , yaitu dengan
menambah muatan pada bagian ujung finial atau splitzer agar petir selalu
menuju ujung komponen ini untuk disambar. Selanjutnya tetap dibutuhkan
komponen kondukor dan Gounding untuk mengubur muatan listrik.
Selain ketiga jenis penangkal petir diatas, ada pula EF Lighting
Protection System yang mana memiliki prinsip menyaluran arus petir
dengan menggunakan terminal receiver serta kabel penghantar khusus yang
mempunyai sifat isolasi tegangan tinggi.